JAKARTA- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap melanjutkan pembahasan tentang kebijakan Penangkapan Ikan Terukur. Dan akan diterapkan diseluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara
Penunjukkan Desa Waai, Kecamatan Salahatu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku sebagai lokasi pembangunan Lumbung Ikan Nasional LIN memicu pro dan kontra. Selain bisa menggenjot potensi perikanan, namun LIN juga disinyalir akan menyingkirkan nelayan tradisional dan skala kecil Tuduhan tersebut muncul, karena LIN fokusnya untuk mengembangkan industri perikanan skala besar, sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 50 Tahun 2017 yang menjadi salah satu landasan pembangunan LIN di Maluku Dengan rencana tersebut, maka sedikitnya akan ada sebanyak nelayan tradisional dan skala kecil di Maluku dan Maluku Utara yang terkena dampaknya. Jika tidak diantisipasi dari sekarang, bukan tidak mungkin mereka akan kehilangan mata pencahariannya di laut Di sisi lain, Pemerintah sendiri sudah menyatakan bahwa pembangunan LIN di Maluku memang bertujuan agar bisa dikembangkan industri skala besar, seperti pengolahan ikan, dan juga galangan kapal. Diharapkan, peluang tersebut bisa menyerap banyak tenaga kerja Program Lumbung Ikan Nasional LIN yang sudah diluncurkan Pemerintah Indonesia dan akan dibangun di Provinsi Maluku, hanya akan melegalisasi upaya untuk menyingkirkan nelayan tradisional dan skala kecil yang selama ini mendominasi di provinsi tersebut. Penilaian tersebut diungkapkan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan KIARA menyikapi penunjukkan Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah sebagai bakal lokasi pembangunan LIN di Maluku. Program tersebut dilakukan untuk menggenjot potensi perikanan di provinsi tersebut. Menurut Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati, jika program LIN di Maluku terus dijalankan, maka setidaknya akan ada sebanyak nelayan tradisional atau nelayan skala kecil di provinsi Maluku dan Maluku Utara yang akan terkena dampaknya. Rinciannya, sebanyak orang adalah nelayan tradisional dan skala kecil yang ada di Maluku dan orang adalah yang beroperasi di wilayah perairan Maluku Utara. Mereka semua, saat ini sedang dalam ancaman kehilangan mata pencaharian, jika LIN jadi dibangun di Maluku Tengah. “Proyek LIN ini diperuntukkan untuk industrialisasi perikanan skala besar yang akan meminggirkan nelayan tradisional atau nelayan skala kecil. Kami menilai, proyek LIN akan menjadikan nelayan tradisional dan nelayan skala kecil akan menjadi tamu di tanah dan lautnya sendiri,” jelas dia belum lama ini di Jakarta. baca Pusat Ekonomi Baru dari Lumbung Ikan Nasional Maluku Dari kiri Gubernur Maluku Murad Ismail, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, Bahlil Ladahalia mengunjungi kawasan Pelabuhan Terpadu sebagai pengembangan Lumbung Ikan Nasional di Desa Liang dan Waai Kabupaten Maluku Tengah, Jumat 5/2/2021. Foto KKP Sebagai proyek yang akan fokus pada industri perikanan skala besar, LIN di Maluku dibuat dengan tujuan untuk melayani investasi asing pada sektor perikanan di Indonesia. Adapun, investor yang diperkirakan masuk, adalah dua negara raksasa perikanan, yakni Jepang dan Republik Rakyat Tiongkok RRT. Kedua negara tersebut, saat ini mendominasi sektor perikanan di dalam dan luar negeri. Bahkan, Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM mencatat pada 2020 sektor perikanan nasional didominasi oleh investor asing hingga 70 persen di Maluku dan Papua. Susan menerangkan, fakta bahwa LIN fokus untuk pengembangan industri perikanan skala besar, didasarkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 50 Tahun 2017 tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Skala Besar Dari regulasi tersebut, dijelaskan bahwa tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia WPP-NRI 714, 715, dan 718 statusnya beragam. Untuk 714, status pemanfaatan didominasi fully and over-exploited. Selain itu, dua komoditas di 714 saat ini berstatus moderate, empat komoditas fully-exploited, dan tiga komoditas over-exploited. Kemudian, untuk WPP-NRI 715 saat ini status pemanfaatan didominasi fully and over-exploited, dengan dua komoditasnya sudah berstatus moderate, empat komoditas fully-exploited, dan tiga komoditas over-exploited. Sedangkan, WPP-NRI 718, statusnya fully dan over-exploited. “Dengan tujuh komoditas berstatus fully-exploited dan dua komoditas over-exploited,” jelas dia. baca juga Presiden Jokowi Targetkan Program LIN Maluku Beroperasi 2023 Bongkar muat ikan cakalang dari kapal ikan ke mobil pick up, di Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Foto Nurdin Tubaka/ Mongabay Indonesia Bagi Susan, data dan fakta di atas semakin memperkuat bahwa LIN adalah proyek perikanan skala besar yang bukan untuk masyarakat, khususnya nelayan tradisional atau nelayan skala kecil. Dan bahkan, di masa yang akan datang, eksploitasi sumber daya perikanan akan semakin sulit dikendalikan. Dia menambahkan, program LIN dilaksanakan di Maluku, karena potensi perikanan di wilayah perairan provinsi tersebut sangatlah besar. Dari tiga WPP-NRI yang masuk dalam wilayah perairan Maluku, terdapat potensi perikanan hingga sebesar 4 juta ton di Laut Banda, Laut Seram, dan Laut Arafura. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada kesempatan berbeda mengungkapkan bahwa pembangunan LIN di Kabupaten Maluku Tengah akan membawa banyak dampak positif. Utamanya, karena bisa menggenjot seluruh potensi perikanan yang ada sekarang di Timur Indonesia. Salah satu yang akan memicu dampak positif, adalah karena kehadiran pelabuhan terpadu di Desa Waai. Infrastruktur tersebut akan menghadirkan sedikitnya 55 industri pengolahan ikan yang pastinya akan bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah tidak sedikit. “Tujuan pembangunan pelabuhan terpadu ini memang untuk mengintegrasikan proses yang ada dari hulu dengan hilir,” ucap dia. Selain industri pengolahan ikan, kehadiran pelabuhan terpadu juga akan memicu hadirnya industri galangan kapal yang diperkirakan jumlahnya minimal ada empat. Dari situ, daya serap tenaga kerja diperkirakan meliputi 20 ribu nelayan atau awak kapal perikanan AKP, 500 petugas pelabuhan perikanan, pedagang ikan, dan 11 ribu pekerja industri perikanan. baca juga Support LIN, Maluku Harus Cerdas dan Bijak Kelola Kekayaan Lautnya Ikan segar di pasar tradisional di Banda,Naira, Pulau Banda, Maluku. Foto shutterstock Wahyu Sakti Trenggono menjelaskan, dari tiga WPP-NRI yang masuk Maluku, potensi yang bisa dimanfaatkan jumlahnya sangat banyak. Contohnya saja peluang yang belum dimanfaatkan pada 2019 jumlahnya mencapai 2,315 juta ton. Maka, jika bisa memanfaatkan 25 persen dari jumlah tersebut atau sekitar 579 ribu ton, diperkirakan perputaran ekonomi per hari di bisa mencapai Rp31 miliar. Namun, angka tersebut diketahui masih bersumber dari produksi perikanan tangkap, sementara dari perikanan budi daya belum ada. Di luar potensi yang sudah disebut di atas, Pemerintah juga berharap akan ada potensi lain yang bisa dikembangkan dan bermanfaat untuk perekonomian masyarakat sekitar LIN. Potensi tersebut, tidak lain adalah pembangunan pabrik tepung ikan yang berperan besar untuk pembuatan pakan ikan. “Pembangunan ini penting untuk meminimalisir impor produk yang menjadi bahan baku pembuatan pakan ikan tersebut,” sebut dia. Estimasi Potensi Terpisah, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pembangunan pelabuhan terpadu sebagai infrastruktur dasar program LIN diharapkan bisa segera dilakukan. Dia meyakini, program tersebut akan membangun sumber ekonomi baru di lautan dan daratan Maluku. “Pembangunan pelabuhan sendiri akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan bersama dengan KKP,” tutur dia. Pembangunan pelabuhan secara terpadu dilakukan, karena Pemerintah Pusat menginginkan semua pemrosesan hasil perikanan bisa dilakukan di darat, agar upaya pemantauan bisa dilakukan dengan baik. Dengan demikian, pendapatan untuk Negara dan juga daerah di saat yang sama bisa dipantau. “Itu menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan membangun ekosistem ekonomi yang ada di darat,” tambah dia. perlu dibaca Program Lumbung Ikan Malut, Pemerintah Diminta Prioritaskan Nelayan Kecil Seorang remaja di Pulau Buru, Maluku, memperlihatkan potongan ikan tuna yang baru diturunkan dari perahu. Sejak program fair trade Yayasan MDPI dipraktikkan, nelayan kecil mulai merasakan dampak positifnya bagi mereka. Foto Anton Muhajir/Mongabay Indonesia Di atas kawasan pelabuhan terpadu, selain pelabuhan perikanan, akan dibangun juga dermaga, gudang beku cold storage, pabrik es, gedung laboratorium, tempat pemasaran ikan modern, pusat kuliner, kawasan industri pengolahan perikanan ikan, dan industri galangan kapal. Pada kesempatan lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa pembangunan LIN di Maluku memiliki tujuan untuk bisa mengembangkan pembangunan sektor perikanan di dua provinsi, Maluku dan Maluku Utara. Menurut dia, pembangunan LIN dilakukan, karena Pemerintah ingin menjadikan Maluku sebagai kawasan produksi ikan yang nantinya bisa melaksanakan ekspor secara langsung ke berbagai negara di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika, dan Australia. “Kita perlu percepat infrastruktur pembangunannya, supaya bisa cepat juga kita gunakan,” tegas dia. Adapun, infrastruktur yang dibutuhkan ini adalah pelabuhan perikanan bertaraf internasional, yaitu pelabuhan baru Ambon. Nantinya, pelabuhan di dalamnya akan diisi oleh terminal peti kemas internasional dan domestik, kawasan industri dan logistik, serta terminal LNG dan pembangkit listrik. Di kawasan Maluku dan sekitarnya, potensi perikanan yang ada pada WPP-NRI 714, 715, dan 718 jumlahnya diketahui sangat besar. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, potensi perikanan yang bisa dimanfaatkan jumlahnya mencapai 950 ribu ton per tahun. Artikel yang diterbitkan oleh biota laut, ekologi pesisir, featured, kapal penangkap ikan, kesejahteraan nelayan, komitmen jokowi, lumbung ikan nasional, maluku, maluku tengah, perikanan berkelanjutan, perikanan budidaya, Perikanan Kelautan, perikanan tangkap
Nelayanikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. suhu, dan arah mata angin adalah bagian dari iklim. Pada saat beroperasi nelayan sangat bergantung dengan iklim. rivalalfiqri3250. jawaban: faktor iklim seperti cuaca,suhu dan arah mata angin

Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN Soal Isian, Pilihan Ganda, dan Esai~IPS Kelas VIII SMP/MTs. Pembaca Sekolahmuonline, berjumpa kembali dengan Sekolahmuonline, blog yang menyajikan berbagai macam contoh soal dari berbagai macam mata pelajaran dan info-info lainnya. Kali ini kembali Sekolahmuonline menyajikan contoh soal yang kali ini sajiannya aadalah Contoh Soal IPS Kelas 8 SMP dan MTs. Pada postingan ini, Sekolahmuonline sajikan Contoh Soal IPS Kelas 8 Bab 1 tentang Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN. Silahkan dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi, share kepada yang lainnya dengan mengklik tombol share sosial media seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lainnya yang ada di bawah postingan ini. Selamat belajar. Jawablah soal-soal berikut ini! 1. Letak astronomis negara-negara ASEAN adalah ... Jawaban 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT 2. Berdasarkan letak geografis, negara-negara ASEAN berada di antara ... Jawaban dua samudra dan dua benua 3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan jarak relatif antara dua negara semakin ... Jawaban pendek 4. Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi menyebabkan terjadinya interaksi antarnegara terutama dalam hal ... Jawaban perdagangan 5. Konversi lahan pertanian menyebabkan ... Jawaban perubahan ruang 6. Setiap negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik ... Jawaban berbeda 7. Kerja sama antarnegara dilakukan karena ... Jawaban terdapat kebutuhan berbeda di setiap negara 8. Kerja sama di berbagai bidang mengakibatkan adanya perubahan ruang dan interaksi atau aktivitas masyarakat ASEAN dalam bidang ... Jawaban ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pendidikan Latihan Soal Pilihan Ganda IPS Kelas VII Bab 1 Interaksi Keruangan Dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Negara yang berbentuk geografis protruded dan penduduknya mayoritas ras mongol yaitu . . . . a. Myanmar b. Thailand c. Laos d. vietnam Jawaban 2. Negara yang terletak paling utara di ASEAN yaitu . . . . a. Thailand b. Myanmar c. Filipina d. Kamboja Jawaban 3. Bentuk karakteristik budaya yang diakibatkan perbedaan iklim kawasan negara-negara ASEAN yaitu . . . . a. cara berpakaian b. cara berbicara c. upacara perkawinan d. pola makan Jawaban 4. Akibat dari banyak negara-negara ASEAN yang dilewati jalur lipatan Sirkum Pasifik adalah . . . . a. sering terjadi banjir b. beriklim tropis c. banyak memiliki pantai d. sering terjadi gempa bumi Jawaban 5. Negara anggota ASEAN yang kegiatan perekonomiannya tidak didukung oleh pertanian yaitu . . . . a. Indonesia b. Malaysia c. Singapura d. Laos Jawaban 6. Manakah dari negara-negara ASEAN berikut yang memiliki iklim subtropis? a. Myanmar b. Laos c. Filipina d. Vietnam Jawaban 7. Iklim yang terbentuk akibat letak negara-negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapiti daratan luas Asia dan Australia yaitu . . . . a. iklim tropis dan iklim musim b. iklim tropis dan iklim laut c. ilklim laut dan iklim hutan hujan d. iklim kemarau dan iklim musim penghujan Jawaban 8. Kerja sama yang diadakan para menteri pada pertemuan Defence Ministers Meeting ADMM membahas bidang . . . . a. sosial b. pendidikan c. politik d. budaya Jawaban 9. Berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional, Pulau Ligitan dan Sipadan diberikan kepada negara . . . . a. Indonesia b. Singapura c. Filipina d. Malaysia Jawaban 10. Nilai positif dari kasus pengungsi manusia perahu dari Myanmar yang menimbulkan interaksi antarnegara ASEAN antara lain . . . . a. bertambahnya warga asing b. memupuk rasa kemanusiaan c. meningkatkan persaingan kerja d. diskriminasi sosial pengungsi Jawaban 11. Salah satu bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang pedidikan yaitu . . . . a. ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children b. ASEAN Council Teachers Convention c. ASEAN Tourism Agreement d. Defence Ministers Meeting Jawaban 12. Salah satu kerja sama antarnegara ASEAN di bidang industri berikut ini adalah . . . . a. proyek industri tambang ASEAN Copper Fabrication Project di Filipina dengan Singapura b. proyek vaksin ASEAN Vaccine Project di Singapura dengan Kamboja c. proyek pupuk ASEAN Aceh Fertilizer Project di Indonesia dengan Malaysia d. proyek soda api Rock Salt Soda Ash Project di Thailand dengan Indonesia Jawaban 13. Salah satu bentuk kerja sama di bidang politik antarnegara-negara ASEAN adalah . . . . a. membangun pupuk urea di Malaysia b. menanggulangi penyalahgunaan narkotika c. melaksanakan festival seni ASEAN d. membentuk Pusat Informasi Pariwisata Jawaban 14. Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu . . . . a. kesamaan dan perbedaan ideologi b. kesamaan dan perbedaan sumber daya alam c. kesamaan dan perbedaan kondisi geografis d. jawaban a, b, dan c benar Jawaban 15. Bentuk kerja sama dalam bidang politik antara lain . . . . a. penyelenggaraan pesta dua tahun sekali SEA-Games b. menyediakan cadangan pangan untuk negara-negara ASEAN c. traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT d. penandatanganan kesepakatan bersama ASEAN Tourism Agreement Jawaban 16. Sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia, yaitu . . . . a. Sungai Musi b. Sungai Barito c. Sungai Mahakam d. Sungai Bengawan Solo Jawaban 17. Perhatikan contoh di bawah ini. 1 Penggunaan monorel kereta jurusan Bandung-Jakarta. 2 Kemacetan yang panjang di Johor, Malaysia. 3 Penggunaan hutan sebagai jalur Jalan Lintas Selatan JJLS di Jawa. 4 Pembangunan transportasi bawah tanah di Thailand. 5 Alih fungsi lahan dari pemukiman menjadi kawasan bandar udara. Manakah pernyataan yang menunjukkan dampak negatif dari interaksi antarnegara-negara ASEAN yang menimbulkan perubahan di bidang transportasi? a. 1, 2, dan 4. b. 1, 3, dan 5. c. 2, 3, dan 5. d. 3, 4, dan 5. Jawaban 18. Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengarui interaksi antarruang, yaitu . . . . a. faktor geologi b. faktor ketersediaan sumber daya c. faktor iklim d. faktor teknologi Jawaban 19. Perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan memengaruhi lingkungan dan potensi lahan itu sendiri disebut . . . . a. pergantian lahan b. penggunaan tanah c. konversi lahan d. konversi tanah Jawaban 20. Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, yaitu produktivitas pangan akan menjadi . . . . a. naik b. turun c. signifikan d. menguntungkan Jawaban Latihan Soal Essay IPS Kelas VII Bab 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 1. Sebutkan batas wilayah ASEAN berdasarkan letak geografisnya! Jawaban 2. Berikan contoh bahwa iklim dapat memengaruhi perubahan ruang dan interaksi antarruang! Jawaban 3. Bagaimana peran teknologi komunikasi dalam interaksi antarruang di negara-negara ASEAN? Jawaban 4. Jelaskan mengapa negara Singapura lebih berfokus pada perdagangan dan industri! Jawaban 5. Jelaskan alasan negara-negara Asia Tenggara perlu mengandalkan kerja sama ekonomi! Jawaban

Aktivitasnelayan di laut memiliki risiko yang tinggi karena kapal penangkap ikan beroperasi mulai dari perairan yang tenang hingga perairan dengan gelombang yang sangat besar. Masalah
Ketika di awal 2019 pemerintah Indonesia mengumumkan target industri perikanan dalam negeri menjadi berkelanjutan, Arifsyah Nasution dari Greenpeace menyambut baik kabar ini. Pemimpin kampanye kelautan untuk Greenpeace Asia Tenggara ini telah lama memperingatkan tentang stok perikanan yang terancam habis di perairan Indonesia. Meski demikian, Arifsyah Nasution merasa skeptis bahwa situasi ini akan banyak berubah pada tahun 2025. Dengan lebih dari 7 juta ton hasil perikanan tangkap setiap tahunnya, Indonesia adalah negara dengan penduduk yang bermata pencarian sebagai nelayan terbesar kedua setelah Cina. Sebagian besar produk perikanan ditangkap untuk konsumsi domestik. Penduduk Indonesia diperkirakan mengonsumsi lebih dari tiga kali lipat ikan dan makanan laut dibandingkan rata-rata konsumsi global. Ini tentu saja punya konsekuensi. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, sekitar 90% kapal nelayan menangkap ikan di wilayah perairan yang sudah terjadi penangkapan berlebih atau overfishing. Perairan Indonesia adalah rumah bagi 37% spesies laut dunia, banyak di antaranya terancam habis akibat aktivitas penangkapan ikan. Udang, misalnya, sudah ditangkap secara berlebihan di lebih dari dua pertiga perairan Indonesia, sehingga semakin langka. Kuota juga sudah melampaui batas di sejumlah wilayah tangkapan di Indonesia. Subsidi dorong penangkapan ikan berlebih? Subsidi sektor perikanan Indonesia, seperti harga bahan bakar yang lebih rendah dan pengurangan pajak, dinilai berkontribusi pada terus meningkatnya jumlah tangkapan selama beberapa dekade terakhir. Para ilmuwan juga telah mengkritik bahwa subsidi yang tidak tepat sasaran dapat memicu penangkapan ikan berlebih, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kerusakan wilayah laut. Hal ini dapat terjadi ketika penangkapan ikan dilakukan tanpa memperhatikan level keberlanjutan atau ketika subsidi mendorong praktik penangkapan ikan yang berbahaya. Lebih dari 60% subsidi global di sektor industri perikanan berpotensi berbahaya bagi lautan, menurut sebuah studi oleh University of British Columbia di Kanada. Organisasi Perdagangan Dunia WTO telah mengadvokasi penghapusan subsidi berbahaya dalam industri perikanan sejak 2001, tetapi sejauh ini belum berhasil. "Dua dekade adalah waktu yang terlalu lama untuk mengakhiri subsidi yang membiayai eksploitasi berlebihan dan tanpa henti atas lautan kita. [...] Kita membutuhkan aturan ini demi lingkungan, ketahanan pangan, dan mata pencaharian di seluruh dunia," kata Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, dalam pidato memperingati Hari Laut Sedunia pada Juni 2021. Subsidi berkelanjutan, seperti apa? Sejauh ini, jumlah subsidi perikanan di Indonesia memang relatif lebih banyak jika dibandingkan negara berkembang lainnya. Meskipun hampir 95% kapal yang beroperasi di perairan Indonesia adalah kapal skala kecil, para ahli mengatakan bahwa yang mendapat manfaat dari subsidi tersebut sebagian besar justru adalah armada penangkapan ikan dari industri skala besar. Subsidi yang tepat sasaran dan bermanfaat memang dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi ekosistem. Di Indonesia, sekitar sepertiga dari subsidi sejauh ini telah digunakan untuk tujuan yang lebih berkelanjutan. Sebagian dana ini digunakan untuk mempromosikan kawasan laut yang dilindungi guna melindungi ekosistem yang terancam akibat eksploitasi manusia. Salah satu contoh subsidi semacam ini dapat dilihat di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Di sana, beberapa kawasan telah ditetapkan sebagai kawasan lindung laut pada tahun 2004. Kini luasnya mencapai 4,6 juta hektare dan dianggap sebagai kawasan lindung dengan keanekaragaman hayati paling banyak di dunia. Raja Ampat adalah tempat bagi lebih dari spesies ikan dan ratusan karang. Ikan yang begitu berlimpah ini pada akhirnya menarik banyak turis, tapi juga beberapa pemburu liar yang menyebabkan kerusakan karena memancing dengan dinamit. Namun, tidak semua tempat bisa begitu saja ditetapkan sebagai kawasan lindung laut. Lagi pula, dengan sebagian besar industri bergantung pada dana subsidi, ada risiko keruntuhan ekonomi jika subsidi perikanan dihapus begitu saja, kata Simon Funge-Smith, pejabat senior perikanan di kantor regional Asia-Pasifik FAO di Bangkok. Ia menambahkan bahwa jika pencabutan subsidi dilakukan mendadak konsekuensinya akan sangat besar. "Hilangnya pekerjaan, hilangnya mata pencaharian adalah bom waktu politik." Sekitar 7 juta orang bekerja di industri perikanan Indonesia. Jika pemerintah tiba-tiba menghentikan semua subsidi yang dinilai merugikan lingkungan, nelayan kecil akan menderita, demikian menurut Indonesia for Global Justice, sebuah LSM yang mengadvokasi sistem perdagangan yang adil. Karena itu pemerintah harus merencanakan langkah ini dengan hati-hati, dan secara bertahap mengubah alokasi subsidi ke arah yang lebih ramah lingkungan sambil terus memastikan kelangsungan ekonomi industri, kata hambat pembangunan berkelanjutan Semua langkah untuk mengganti arah subsidi perikanan menjadi berkelanjutan memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dalam beberapa tahun terakhir, hanya ada sedikit kesinambungan di Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Sejak 2019 saja, menteri yang membawahi kementerian ini telah beberapa kali diganti. Untuk mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab, "semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil perlu terus dan fokus mengadvokasi masalah perikanan Indonesia di tingkat lokal, nasional, dan internasional," kata Arifsyah Nasution dari Greenpeace. Ia pun mengapresiasi pengetahuan kementerian tentang penangkapan ikan berkelanjutan yang telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, masalah kepemimpinan di kementerian dan fokus pemerintah pada menarik investasi asing dinilai telah menghambat upaya ini. Investasi asing terutama lebih berfokus pada keuntungan. Sejak 2014, pemerintah Indonesia menggunakan metode radikal terhadap kapal ilegal, menenggelamkan lebih dari 300 kapal asing dan domestik dalam waktu empat tahun. Jumlah kapal penangkap ikan asing berkurang seperempatnya, namun nelayan lokal lebih aktif, demikian menurut kajian kementerian dan peneliti Amerika dan Indonesia dari berbagai universitas. Saat itu, para peneliti mengamati adanya pemulihan stok ikan secara keseluruhan, tetapi peningkatan stok ini juga mendorong lebih banyak penangkapan ikan oleh nelayan lokal. Tanpa data, pengawasan lebih sulit Masalah penting lain yang juga dihadapi Indonesia adalah kurangnya data yang bisa diandalkan untuk memantau kepatuhan terhadap peraturan dan untuk membuat keputusan guna melindungi laut. Luasnya kepulauan Indonesia, dengan kurang lebih pulau dan lebih dari setengah juta kapal penangkap ikan, membuat rumit upaya pemantauan. Sebagian besar kapal tidak memiliki perangkat elektronik untuk memfasilitasi pelacakan. Untuk masalah ini, beberapa proyek percontohan dapat menjadi solusi. Salah satunya adalah FishFace, yang secara otomatis merekam tangkapan dan spesies menggunakan kamera yang terhubung di kapal. Teknologi ini memungkinkan pemantauan jarak jauh secara real time. Perkembangan tersebut mengembalikan optimisme para pengamat, termasuk Funge-Smith. Bahkan apabila nantinya Indonesia tidak mampu mencapai target perikanan berkelanjutan pada 2025. "Setiap kemajuan ke arah tujuan itu sudah sangat bagus," kata dia. ae/ha Arti Ekawati turut berkontribusi pada artikel ini. Artikel diedit oleh Anke Rasper, Gianna Grün, dan Martin Kübler.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan asia tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang yaitu faktor iklim.
Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang, yaitu A. faktor geologi B. faktor ketersediaan sumber daya C. faktor iklim D. faktor teknologi Kunci Jawaban D. faktor teknologi Kеѕіmрulаn Berdasarkan реrtаnуааn Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang, yaitu faktor teknologi Sауа menyimpulkan bаhwа jаwаbаn dаrі ѕоаl tеrѕеbut adalah D. faktor teknologi Jіkа kalian аdа реrtаnуааn atau masukan ѕіlаhkаn tulіѕ dі kоlоm komentar, tеrіmаkѕіh Dapodikbangkalan implementasipengelolaan sumber daya pesisir berbasis pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu untuk JAWABAN C. FAKTOR IKLIMPEMBAHASANNelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang yaitu Faktor Iklim. Cuaca, suhu, dan arah mata angin adalah bagian dari iklim. Pada saat beroperasi nelayan sangat bergantung dengan iklim. Pembahasan Interaksi Antarruang adalah hubungan antar ruang satu dengan ruang yang lain karena adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Keterkaitan ini dapat membawa dampak positif dan juga dampak ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang yaitu Faktor Iklim. Interaksi antarruang terjadi antara nelayan dan faktor iklim yakni cuaca, suhu, dan juga arah angin. Nelayan memanfaatkan tanda-tanda cuaca, suhu, arah angin sebelum memutuskan untuk beroperasi mengangkap ikan di laut. Contoh Pada saat cuaca sangat mendung, dan angin bertiup sangat kencang, gelombang laut tinggi maka nelayan akan memutuskan untuk tidak beroperasi karena akan beresiko. Sebaliknya apabila cuaca normal dan kecepatan angin stabil maka nelayan dapat pergi beroperasi menangkap ikan.
NelayanIkan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antar ruang yaitu? Faktor geologi; jfaktor ketersediaan sumber daya alam; faktor iklim; faktor teknologi; Semua jawaban benar; Jawaban
Nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan factor yang mempengaruhi interaksi antarruang, yaitu factorNelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara memanfaatkan data cuaca, suhu, arah angin untuk mencari ikan di lautan. Fenomena ini berkaitan dengan factor yang mempengaruhi interaksi antarruang, yaitu factor ........ Fenomena ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi interaksi antarruang yaitu Faktor Iklim. Cuaca, suhu, dan arah mata angin adalah bagian dari iklim. Pada saat beroperasi nelayan sangat bergantung dengan iklim. Pertanyaan baru di Geografi Apa yang anda ketahui tentang Arterisk​ 13. Berikut jumlah penduduk negara di Asia Tenggara per 31 Januari 2023 Indonesia. juta jiwa. jumlah penduduk di Asia Tenggara, di atas negara … Filipina 109,58 juta jiwa. Indonesia mendominasi Filipina, sekitar 40,9% penduduk di Asia Tenggara Indonesia yang besar ini, harus bermanfaat bagi berasal dari Indonesia Potensi jumlah penduduk negara sebagai.... A Potensi pasar yang besar mengungguli negara ASEAN lainnya. B. Potensi sebagai beban demografi C. Potensi tenaga kerja yang tidak terampil D. Potensi pengguna internet pasar internet E Potensi besar sebagai bonus demografi, tenaga kerja terampil, Angkatan kerja yang terampil, dan tidak semata-mata hanya pengguna internet​ Tuliskan pengaruh iklim terhadap persebaran hewar dan tumbuhan di Indonesiatuliskan pengaruh iklim terhadap persebaran hewan dan tumbuhan diindonesia​ The results of the experiment from an object that has vertically free fall are shown in this following table. Kinetic Energy Potential Energy Height … cm 250 150 100 Joule 0 60 76 Joule 100 60 40 B 16 From the table, the ratio between A and B is .maaf bahasa inggris, tolong banget jangan ngasal​ 9. Pada tahun 2020 jumlah penduduk kabupaten A tercatat jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk pertahunnya adalah 2%. Maka jumlah penduduk kabupate … n A setelah 6 tahun kemudian adalah.... A. jiwa B. jiwa C. jiwa D. jiwa E. jiwa​ OSmFaw. 28 89 349 135 120 146 194 185 85

nelayan ikan dengan skala besar yang beroperasi