Dibawah ini adalah macam-macam bentuk liburan yang dapat dilakukan oleh para mahasiswa-mahasiswi zaman now: Traveling ke Luar Negeri. Para mahasiswa yang mengisi liburan mereka, pertanda bahwa mereka adalah mahasiswa yang menyukai traveling. Tidak bisa berdiam diri di tempat yang sama, mahasiswa seperti ini harus ke luar negeri untuk
Apakah anak homeschooling bisa melanjutkan kuliah? Jawabannya pasti bisa. Sudah banyak anak-anak homeschooling yang melanjutkan kuliah ke aneka perguruan tinggi, baik di UGM, UI, Unair, Brawijaya, dan lain-lain. Setiap tahun, banyak anak homeschooling yang mengikuti seleksi penerimaan masuk Perguruan Tinggi. Dalam pengumuman SBMPTN 2017, ada anak homeschooling, yaitu Musa Izzanardi Wijanarko Izzan yang diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Institut Teknologi Bandung. Selain diterima di FMIPA ITB, Izzan juga lulus seleksi SIMAK untuk masuk jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia. Berita tentang Izzan c Yanti Herawati Ada 2 hal yang istimewa dari peristiwa ini. Yang pertama anak homeschooling yang menggunakan ijazah Paket C bisa lolos di Perguruan Tinggi yang dikenal sangat kompetitif di Indonesia. Memiliki ijazah C tak masalah secara legal sebagai syarat mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi. Itu berarti, kalau memang anak memenuhi pandai, anak bisa lolos ke Perguruan Tinggi manapun walaupun ijazahnya Paket C. Yang kedua, usia Izzan kurang dari 15 tahun, berarti masih sangat muda. Izzan termasuk anak berbakat gifted asynchronous di mana perkembangan intelektualnya melampaui aspek lainnya. Bagaimana proses anak homeschooling kuliah ke Perguruan Tinggi? Untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, syarat yang diperlukan adalah memiliki ijazah tingkat SMA. Untuk anak homeschooling, ijazah yang digunakan adalah Ijazah Paket C. Dengan sistem pendaftaran masuk Perguruan Tinggi yang ada pada saat ini, anak homeschooling tidak bisa masuk Perguruan Tinggi melalui jalur undangan. Anak homeschooling hanya bisa mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi melalui jalur SBMPTN Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi dan jalur Mandiri misalnya SIMAK UI. Ujian Paket C setara SMA dilakukan dengan syarat anak memiliki ijazah Paket B atau ijazah SMP. Ujian Paket B setara SMP dilakukan setelah anak memiliki ijazah Paket A atau ijazah SD. Jadi, tidak bisa melompat langsung Ujian Paket C. Tapi harus setahap demi setahap Paket A SD, Paket SMP, baru Paket C SMA. Untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi, ijazah Paket C itu hanya menjadi syarat administratif. Untuk diterima, pemegang ijazah Paket C harus bisa bersaing dengan peserta ujian yang lain. Ujian Paket C diselenggarakan di PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. PKBM adalah lembaga nonformal yang mengadakan tutorial dan ujian Paket. PKBM mirip sekolah, ada yang negeri dan ada yang swasta. PKBM ada di mana-mana. Untuk mencari lokasi PKBM di dekat Anda, silakan cek di sini Bagaimana akselerasi dalam homeschooling? Salah satu yang menarik dari berita tentang Izzan adalah dia bisa kuliah pada usia yang sangat muda. Kalau dihitung, berarti dia mendapatkan ijazah Paket C saat usia 13 tahun, Paket A 8 tahun. Kondisi itu dimungkinkan dalam aturan lama pemerintah tentang ujian kesetaraan. Ada masa di mana ujian kesetaraan bisa dilakukan kapan pun anak siap. Jadi tak tergantung usia. Kemudian, ada pengetatan di mana jarak antar-ujian misalnya Paket A & Paket B bisa 2 tahun dari seharusnya 3 tahun, tapi harus ada tes IQ anak > 130. Di aturan yang sekarang, percepatan atau akselerasi itu sudah tak bisa lagi di Ujian Kesetaraan. Ujian Paket A setara SD minimal 12 tahun. Ujian Paket B setara SMP 3 tahun setelah ijazah SD/Paket A berarti usia 15 tahun. Ujian Paket C setara SMA 3 tahun setelah ijazah SMP/Paket B berarti usia 18 tahun. Kami sempat mendapatkan pengalaman peluang akselerasi saat Yudhis menyelesaikan materi belajar SD di usia 9 tahun. Dia sempat ikut Tryout ujian SD dan lulus. Tapi kami menarik diri dan jadi ikut ujian. Kami memilih memberikan kesempatan Yudhis untuk mengeksplorasi aneka kegiatan yang diminatinya. Yudhis normal Ujian Paket A di usia 12 tahun dan Ujian Paket B di usia 15 tahun. ** Peluang Akselerasi Anak Homeschooling So, untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, isunya bukan tentang ijazah sekolah atau ijazah Paket C. Isu yang lebih subtansial adalah apakah anak memang memiliki kemampuan akademik. Kalau Anda ingin homeschooling karena percepatan/akselerasi, saat ini tidak bisa. Aturan pemerintah makin tidak fleksibel dan cenderung tidak menarik karena menjadi mirip persekolahan. Peluang terbesar homeschooling pada saat ini adalah anak-anak bisa mengeksplorasi minat dan bakatnya dengan lebih leluasa. Jika anak memang jenius secara akademis dan ingin percepatan, masih ada satu peluang yang terbuka, yaitu anak mengambil ujian Cambridge IGCSE atau A Level. Ujian Cambridge ini per mata pelajaran dan bisa diikuti anak homeschooling sebagai private candidate. Untuk mengikuti ujian, tak ada syarat usia. Problemnya, nilai ujian Cambridge IGCSE dan A Level ini diterima di lebih dari 150 negara, tapi tak diakui di Indonesia. Anak tak masalah kalau mau melanjutkan kuliah di luar negeri, misalnya Singapura, Malaysia, Australia, dll. Kalau mau kuliah di Indonesia, anak tetap harus memiliki Ijazah SMA atau Paket C. Tantangan lain ujian Cambridge IGCSE dan A Level adalah biayanya yang tak murah. Biaya untuk ujian sekitar Rp juta/pelajaran. Tantangan lain adalah standar materi pembelajaran yang lebih tinggi ini sih sudah pasti. Untuk informasi lebih lengkap tentang Cambridge IGCSE dan A Level, silakan mempelajari di
Dasarmeletakkan nilai-nilai utama yang kami anggap penting, namun kami anggap tidak terajarkan dengan optimal di sekolah. Kami menjalankan homeschooling di usia SD dengan tujuan utama untuk membangun karakter anak-anak yang baik, menanamkan keimanan, dan mendalami alquran. Tujuan belajar sendiri menurut salah satu teman hs kami adalah sbb: Mengapa Program Kejar Paket Itu Penting?Cara Mengikuti Program Kejar PaketManfaat Program Kejar PaketKesimpulan Apakah Anak Homeschooling Bisa Kuliah – HomeschoolSekolahAge. Ini adalah tahun pertama homeschooling sekolah dasar SD kami. Banyak pertanyaan di kepala seperti bagaimana memulai home schooling untuk anak SD? Mau homeschooling atau unschooling? Apa yang perlu disiapkan? Pernyataan di atas sering kita dengar. Paham tapi prakteknya sering meleset, hehe…. Itu sebabnya saya meletakkannya di awal memulai homeschooling. Misalnya, cetakan sekolah formal semua tersedia, siswa baca saya tinggal melahapnya. Hidupkan kebebasan untuk menentukan proses belajar sendiri bahkan bingung. Cerita Thoriq, Anak Homeschooling Yang Diterima 10 Kampus Di Prancis Homeschooling menawarkan fleksibilitas dalam mengelola apa yang kita pelajari. Proses pembelajaran menjadi lebih gemerlap ketika apa yang dipelajari sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhan anak. Sebagai manusia, proses belajar tidak berhenti setelah kita lulus dari sekolah atau perguruan tinggi. Umur 3 tahun saya masih belajar, salah satunya belajar memasak karena kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga saya, dan saya tertarik akan hal itu. Saya juga belajar dari pengalaman SID saat homeschooling TK. Awalnya saya takut SID belum bisa membaca di usia 4 tahun. Saya sudah diberikan insentif yang berbeda-beda, tapi kok saya belum tertarik? Kemudian ada kalanya dia menyatakan minatnya untuk belajar membaca. Prosesnya sangat cepat sehingga dia bisa membaca dengan lancar. Alhamdulillah. Praktik homeschooling sehari-hari akan berbeda untuk setiap keluarga, bahkan setiap anak. Oleh karena itu, hal terpenting yang harus dipersiapkan saat memulai homeschooling adalah menyesuaikan pola pikir orang tua bahwa homeschooling bukan berarti pindah sekolah ke rumah. Perbedaan Homeschooling Vs Sekolah Formal, Pilih Mana? Sejujurnya, saya masih mengingat hal ini dalam praktiknya ketika saya merasa tidak aman dengan perkembangan anak lain. Terkadang anak tidak mau belajar atau tergoda untuk bermain dengan tetangga padahal sedang ada pelajaran. Saya juga bertanya-tanya apa yang dipelajari anak-anak? Apakah prosesnya sudah berjalan dengan benar selama ini? Setelah memastikan Anda tidak mengikuti jalur formal apa pun untuk pendidikan anak Anda, opsi sekolah rumah atau sekolah luar akan muncul kembali. *eaaa… apa bedanya? Saya pikir unschooling adalah bagian dari homeschooling, tapi ternyata berbeda. Anak homeschooling masih dalam proses mendapatkan gelar, sehingga mereka harus mengikuti PKBM/SKB untuk mengikuti ujian kesetaraan. Sebagian dari proses pembelajaran mengikuti kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. *Saya tidak mengerti bagaimana teknis kurikulum internasional. Berbeda dengan unschooling yang tidak memiliki kurikulum standar. Anak belajar mengikuti kebutuhan dan keinginan anak atau keluarganya tanpa mementingkan ijazah. Contoh anak yang tidak berpendidikan adalah Elan, anak dari Ibu Septi pendiri Ibu Profesional. Sekolah Formal Vs Homeschooling Mana Nih Yang Lebih Baik? Sedikit cerita tentang Elan, setelah lulus TK ia tidak mau sekolah lagi. Proses pembelajaran diawasi oleh orang tuanya. Dia gagal dalam tes kesetaraan. Proyek demi proyek ia buat hingga kini ia memiliki banyak perusahaan, salah satunya di bidang kuliner. Kami memutuskan untuk memilih homeschooling agar anak-anak kami mendapatkan ijazah walaupun belum tentu digunakan. Jika nantinya anak homeschooling ingin pindah ke sekolah formal, bisa karena namanya terdaftar di sistem dan memiliki Nomor Induk Siswa Nasional NISN. Anda dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi. Langkah selanjutnya adalah memilih PKBM Homeschooling. Um, sebenarnya PKBM dan homeschooling adalah dua jenis pendidikan yang berbeda, namun keduanya diakui di Indonesia menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. PKBM adalah pendidikan non formal sedangkan home education adalah pendidikan informal. Saya menggunakan istilah homeschooling PKBM agar lebih mudah, namun membingungkan. * Kalau masih kurang jelas, beritahu saya saja. Universitas Trisakti Menerima Kunjungan Sma Homeschooling Kak Seto PKBM atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan hal yang lumrah bagi masyarakat yang ingin lulus ujian kesetaraan, misalnya berangkat sekolah lebih awal atau home schooling. Paket Uji Kesetaraan A untuk tingkat SD, paket B untuk tingkat SLTP dan paket C untuk tingkat SLTA. Oh iya, selain PKBM yang dijalankan swasta, ada juga SKB yang dijalankan pemerintah. SKB adalah singkatan dari Sanggar Kegiatan Belajar dan berada di bawah naungan Biro Onderwijs. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, per 7 Januari 2023, terdapat PBM dan SKB di seluruh Indonesia lho! Di sini Anda akan menemukan informasi tentang SKB dan PKBM yang resmi terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum memilih PKBM, saya bertanya kepada teman home schooling yang anaknya sudah masuk PKBM. Pertanyaannya seputar pendaftaran PKBM, program, belajar di PKBM, biaya, dan sebagainya. Universitas Negeri Padang Ternyata PKBM hampir sama dengan sekolah swasta dengan program unggulan ini. Beberapa siswa harus menghadiri tatap muka, beberapa melalui online. Ada yang belajar di bawah pengawasan guru PKBM, dan ada yang belajar mandiri bersama orang tuanya. Beberapa perlu mengulang, yang lain tidak. Pusing? Enggak… alhamdulillah, karena ada satu PKBM yang sering disinggung teman-teman. Anak-anak mereka masuk PKBM dan saya melihat proses homeschooling mereka bisa mengikuti bakat anak tanpa terlalu banyak program wajib PKBM. Kebebasan untuk belajar, ya… meski dulu tidak ada kurikulum mandiri, lho! Jadi saya dan suami setuju untuk mendaftarkan SID ke PKBM. Gedung induk berada di luar Jakarta, jauh dari domisili kami, namun prosesnya bisa dilakukan secara online, sehingga sangat mudah untuk mengurus administrasinya. SID ikut mengisi formulir pendaftaran jadi berasa “sekolah”, hehe… Itulah hal-hal yang kami lakukan untuk memulai home schooling anak-anak sekolah dasar. Cobalah untuk mempersiapkan diri secara mental dengan menyesuaikan pola pikir bahwa homeschooling tidak sama dengan pulang sekolah, memilih antara homeschooling atau unschooling, dan kemudian mendaftar di PKBM. Homeschooling Internasional Untuk Anak Kesulitan Belajar Perjalanan homeschooling satu semester ini sangat menarik. Insya Allah saya akan menulis tentang dinamika di artikel berikutnya. Aduh aku deg-degan, haha ​​​​​​​​…menikmati proses tumbuh kembang bersama anak Sosialisasi anak homeschooling anak homeschooling, anak homeschooling dan sosialisasi yang kurang? – Suatu ketika saya bertemu dengan seorang teman dari teman saya. Berkenalan biasa dan memulai percakapan. Menanyakan nama, berapa anak, berapa umur anak dan seterusnya, hingga muncul pertanyaan “apakah adikmu sekolah?” “Oh, itu namanya, hmm..apa? Oh ya, homeschooling?” Dia mengerti maksud dari jawaban saya, meskipun dia lupa. Ha ha. “Ya, aku pernah mendengarnya. Itu bagus. Tapi bagaimana dengan belajar di rumah? Dan homeschooling adalah kurangnya sosialisasi.” Itulah reaksi dan pendapatnya tentang homeschooling. Sebenarnya mulut ini gatal, saya ingin memberikan jawaban yang lebih panjang tentang home schooling dan sosialisasinya. Namun sayang, saat itu tidak memungkinkan dan saya sedang tidak mood untuk membicarakan topik yang serius. Kelas Menimbang Homeschooling Menurut banyak orang, anak homeschooling kurang bersosialisasi, homeschooling dan sulit bergaul. Pada umumnya mereka tidak bersekolah, tidak keluar rumah, dan tidak memiliki teman sekelas seperti anak-anak pada umumnya. mereka pikir. Ketika saya mendengar pendapat orang-orang seperti itu, saya hanya tersenyum. Wajar, mungkin mereka belum mempelajari homeschooling secara menyeluruh karena memang tidak membutuhkannya. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena pendapat orang-orang semacam itu. Namun pada artikel kali ini saya ingin memberikan sedikit gambaran tentang sosialisasi anak homeschooling menurut saya dan yang saya alami selama ini. Banyak yang mengira anak homeschooling adalah anak homeschooling, di rumah saja. Faktanya, itu tidak benar. Anak-anak yang belajar di rumah juga aktif di luar rumah. Misalnya ikut memberi kegiatan di masjid, les/kursus di bidang yang disukai anak, mengikuti berbagai kegiatan kemasyarakatan, magang atau bekerja sama dengan ayah dan ibunya dan lain sebagainya. Saya Kuliah Lagi! Menurut saya, anak-anak yang belajar di rumah bersosialisasi dengan caranya sendiri. Tergantung bagaimana orang tua mendorongnya untuk bersosialisasi. Namun setahu saya, anak yang homeschooling biasanya memiliki jangkauan sosialisasi yang lebih luas. Mengapa saya katakan bahwa anak homeschooling memiliki jangkauan sosialisasi yang lebih luas? Ya, karena anak homeschooling biasanya bersosialisasi secara horizontal seumuran atau vertikal antar usia. Dia bergaul dengan anak-anak seusianya, di atasnya, di bawahnya, bahkan orang-orang yang jauh di atas usianya. Mereka belajar menempatkan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya yang hampir setiap hari berbeda. Di sekolah umum, anak biasanya hanya bersosialisasi secara horizontal sebaya dengan teman yang biasanya seumuran. Ingat, kebanyakan lho… Banyak anak kuliahan yang punya banyak teman baik secara horizontal maupun vertikal. Dan ada juga anak homeschooling yang cenderung tertutup, sulit bersosialisasi baik secara horizontal maupun vertikal. Terlepas dari keduanya, keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam bersosialisasi. Tidak dapat disangkal bahwa manusia adalah makhluk sosial. Memang setiap manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya, dan setiap manusia pasti bisa bersosialisasi. Tidak perlu menilai kelompok tertentu sebagai orang yang tidak bisa bersosialisasi, tidak akur, susah berteman, dan sebagainya. Apalagi jika kita belum terlalu mengenal grup tersebut. Siswa Homeschooling Hspg Diterima Di Perguruan Tinggi Negeri ptn Bergengsi Di Seluruh Indonesia Saya pernah membaca buku Yudhisira Gowo Samiaji “Pembelajar Mandiri”, buku yang bercerita tentang seorang anak yang menjalani homeschooling dan menjalani hari-harinya sebagai pembelajar mandiri. Saya belum menemukan cerita yang membahas tentang sulitnya bersosialisasi. Yudhis khususnya memiliki jaringan sosial yang sangat luas, baik vertikal maupun horizontal. Saat ini Yudhis sudah dewasa dan kuliah di Universitas Indonesia. Bagaimana? Anak yang belum pernah sekolah di sekolah umum bisa kuliah di Universitas Indonesia..? Buat yang penasaran, beli bukunya dan baca ceritanya ya Gaes…hehehe. Demikian cerita Yudhis, bagaimana dengan anak saya yang masih kecil? Apakah mereka sulit bersosialisasi? Bagaimana saya memastikan dia belajar bersosialisasi? Anak saya yang sulung berumur 5 tahun 8 bulan, di usia ini saya lebih banyak memberinya kesempatan untuk bermain. Untuk bersosialisasi, saya tidak merasakan kesulitan apapun darinya. Dia selalu pergi kemanapun aku dan abinya pergi, bertemu dengan banyak orang, terkadang dia juga pergi dengan abinya untuk bekerja atau berkegiatan, yang kebanyakan bersama mahasiswa. Ijazah Homeschooling Bentuknya Seperti Apa Sih, Cek Di Sini! Dia juga ikut komunitas playdate, dia juga sering saya ajak mengunjungi teman dan keluarga. Dia saat ini mengambil kursus bahasa Inggris dan berenang. Tidak ada harapan dia mengambil pelajaran bahasa Inggris, ada tempat untuk berteman dengan saya. Di sana ia berteman dengan anak-anak yang lebih tua dari usianya, sekitar kelas 1-3 sekolah dasar. Syukurlah dia tidak hanya mudah bergaul dengan teman-teman sekelasnya, dia juga bergaul dengan tuan yang mengajarinya bahasa Inggris. Hehehe. Berbeda dengan kelas bahasa Inggris, untuk kelas renang saya sangat berharap renang menjadi salah satu olahraga yang bisa dia lakukan dan untungnya dia juga menyukainya. Selain baik untuk tubuh dan pernapasan, pelajaran berenang juga bisa menjadi sarana untuk mencari teman. Di sana sekalipun Apakah ijazah paket bisa kuliah, apakah paket c bisa kuliah, apakah kejar paket c bisa kuliah, apakah kejar paket bisa kuliah, apakah kuliah di unj bisa sambil kerja, apakah lulusan smk bisa kuliah, apakah kerja di indomaret bisa sambil kuliah, apakah homeschooling mendapat ijazah, lulusan homeschooling bisa kuliah, apakah bisa kuliah dengan ijazah paket c, apakah ijazah paket c bisa kuliah di luar negeri, apakah smk bisa kuliahBagaimana sih masa depan dan kelanjutan studi homeschooling? Apakah anak-anak homeschooling bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi? Apakah anak-anak homeschooling bisa melanjutkan pendidikannya ke sekolah formal? Apakah anak-anak homeschooling bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, baik di dalam negeri atau di luar negeri? Itulah beberapa pertanyaan dan kekhawatiran yang kerap muncul tentang masa depan pendidikan anak-anak yang dididik dengan model homeschooling. Apakah benar masa depan pendidikan anak-anak homeschooling sangat terbatas dan tidak seluas anak-anak sekolah formal? Saat ini keberadaan homeschooling sudah diakui negara maupun pemerintah. Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas telah mengakui adanya tiga jalur pedidikan, yaitu jalur pendidikan formal sekolah, jalur pendidikan nonformal kursus, dan jalur Pendidikan informal pendidikan oleh keluarga dan masyarakat. Legalitas homeschooling juga telah dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 129/2014 tentang Sekolah Rumah. Dengan demikian maka kedudukan homeschooling setara dengan bentuk pendidikan lainnya yang diselenggarakan pemerintah. Peluang Kelanjutan Studi Homeschooling Pada artikel sebelumnya juga telah dibahas tentang ijazah homeschooling yang bisa diperoleh melalui sejumlah cara. Kementerian Pendidikan Nasional secara rutin setiap tahun menyelenggarakan ujian kesetaraan sesuai level pendidikan. Anak-anak yang dididik dalam sekolah rumah yang ingin melanjutkan pendidikannya diharuskan memiliki ijasah yang diperoleh dari ujian kesetarana tersebut. Berikut ini beberapa jalur yang bisa diikuti anak homeschooling yang ingin melanjutkan pendidikannya. Ujian Paket A – Ujian kesetaraan ini untuk anak-anak level SD yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ujian Paket B – Ujian kesetaraan ini untuk anak-anak level SMP yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ujian Paket C – Ujian kesetaraan ini untuk anak-anak level SMA yang ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ujian kesetaraan ini diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM yang ada di setiap kota atau kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk mencari informasi tentang PKBM ini Anda bisa menghubungi dinas pendidikan setempat yang ada di kota Anda. Salah satu hal yang mesti diperhatikan bagi para orang tua yang ingin agar anak-anaknya yang dididik dengan homeschooling dan ingin melanjutkan pendidikannya, maka sebaiknya harus sering berkoordinasi ataupun berkonsultasi dengan dinas pendidikan setempat. Ada sejumlah manfaat yang akan Anda dapatkan jika sering berhubungan dengan dinas pendidikan. Diantaranya Anda juga bisa mendaftar untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional NISN yang terdaftar di Dapodik sebagai syarat untuk mengikuti ujian kesetaraan. Baca juga Model Pembelajaran Homeschooling Untuk kepentingan kelanjutan studi homeschooling anak-anak, Anda juga diharuskan membuat report atau laporan evaluasi kemajuan pendidikan dari homeschooling yang disampaikan secara periodik kepada dinas pendidikan setempat. Report ini juga merupakan syarat agar bisa mengikuti ujian keseteraan. Termasuk kemungkinan mengikuti ujian nasional di sekolah payung’ yang ditunjuk atau diketahui dinas pendidikan. Sekolah payung adalah istilah untuk sekolah formal yang bersedia memfasilitasi anak-anak homeschooling yang ingin mengikuti ujian nasional. Meskipun ijasah Paket A, B, atau C setara dengan sekolah formal namun jika ada anak yang ingin mengikuti langsung ujian nasional UN bisa mengikuti melalui sekolah payung yang bersedia. Selain melalui dinas pendidikan, ada juga cara lain yang bisa ditempuh untuk anak-anak homeschooling yang ingin melanjutkan pendidikannya, khususnya ke perguruan tinggi. Bahkan sejumlah lembaga, seperti Cambridge juga menyediakan layanan untuk yang ingin menempuh kuliah di luar negeri. Itulah informasi tentang langkah dan cara bagi orang tua yang ingin agar anak-anak homeschooling bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan setaranya ijasah anak sekolah rumah, maka mereka juga memiliki kesempatan yang sama menyangkut kelanjutan studi homeschooling, termasuk ke perguruan tinggi negeri PTN.jE6I. 272 234 494 119 390 269 451 309 417